Wednesday, November 17, 2010

Nasionalisme?

Do you think Indonesia is ready for Democracy? In his speech at Universitas Indonesia, Jakarta, few days ago - Barack Obama said between his line that, "Democracy is messy." Yes, in fact I have to be agree with him. But then again, how much mess it can be handled? That's the big question, right?

Mari berbahasa Indonesia.
Sekarang sebenarnya apa yang salah, sistem? Hukum? Mau sampai kapan sistem dan hukum disalahkan. Pelaku - subjek dan objek paling labil dan dinamis kan manusia. Jadi, manusianya? Atau sejarahnya? Saya pernah membaca dua macam wacana nasionalisme. Satu dengan bentuk yang simpel, "Nasional.is.me - Pandji" dan "Nasionalisme Indonesia Kini dan di Masa Depan - Benedict Anderson". Frankly speaking, membaca milik Pandji nggak membawa kesadaran baru atau membentuk rasa nasionalisme yang makin dalam untuk saya pribadi. Sungguh berbeda saat membaca milik Benedict Anderson yang harus diakui memang kontennya lebih berat dengan segala latar belakang sejarahnya (yang mana kayanya bisa orang Indonesia pun nggak tahu sejarahnya sendiri).

Here's the big three question.

Kenapa sih justru di saat dunia sedang 'wah' dengan segala ke-global-an dan globalisasinya yang dipublikasikan di tiap wacana, justru pola pikir masyarakat kita makin mundur (tadisional/konvensional)?

Pertanyaan yang muncul setiap kali membahas politik di kepala saya adalah, siapa sih yang sebenarnya mereka sebut mayoritas? Dan bagaimana, kenapa si 'mayoritas' ini cenderung membuat yang seharusnya dalam term relatif tercampur menjadi term yang absolut? Dalam hal ini, tentu tidak lain dan tidak bukan, agama dan politik.

Tidak bisa kita hindari bahwa adat adalah pola yang paling mendasar dalam masyarakat kita. Adat yang sangat kental ini tidak pernah ditinggalkan untuk hidup dalam sebuah negara kesatuan Republik Indonesia. Apabila kita kembali menilik sejarah, apa yang sebenarnya terjadi kira-kira dalam transisi pergerakan masyarakat dari kedaerahan menjadi kebangsaan? Apa yang terjadi, kesadaran darimana yang sebenarnya menyatukan mereka dalam pemahaman akan negara dan bangsa Indonesia?

(to be continue...)

No comments:

Post a Comment