Thursday, July 1, 2010

Republik Yogyakarta!







Oke. So I write this down, finally. Inspired by a friend of mind, si anak bahasa yang luar biasa bahasa secara personal (you don't know I think that way about you kan, Nis?) Anyway, check her newest blog at nistatanpakata.blogspot.com

This 4-days trip sounds like Sisterhood of Travelling Pants. Hanya saja bukannya celana jeans yg kita punya kembaran, melainkan sepotong kaos I <3 NY yang tak lain tak bukan oleh-oleh dari si Tante CCF (that's how gw menyebut mamanya Nisa). There were four of us, all girls. Gw, Angela, Nisa, dan Myrna. Bule-Tionghoa-Batak-Jawa, we mix it all so well, didn't we?

If you happen to read Nisa's blog before reading this (which's my best suggestion), you'll figured that we weren't that people who stumbled into each other for forever. My history a lil' bit different with Nisa. Me and Angela has been best friend for 5 years now, she's the best of the best. Sendirinya memang agak menimbulkan ketergantungan sih and I can't believe I'm going to be so far away dari si Putri Yunani satu ini in less than a month. Myrna. I knew her longer than everybody else. Sejak sd. Bedanya, we've never been that close before. Yang jelas kita satu SD, satu anter-jemput, satu anak basket, dan mungkin the sparkling moment between both of us adalah saat gw sama Muni harus memilih anggota OSIS untuk masuk seksi kesenian kita. Myrna looked very appropriate, that's the turning point when we got closer. Setiap sore gw habiskan melihat Myrna dan mencubit Myrna, haha. Dan Nisa. Seriously Nis, kita pernah kenalan secara proper gak sih? Hahaha. Yang jelas aku super ngefans sama mamamu Nis, like everybody knows why. Anyway, rasanya baru sebentar kenal deket sama dia and we just... clicked. Jangan bilang cuma gw yg berasa Nis, haha. But yea I feel an outmost comfortable while talking to her. Seperti yg mama gw bilang, she looks mature(rer). She is. Dia sumber segala kesabaran deh, benar-benar wanita Jogja yang baik :)

Anyway, it's a huge success that we've finally hit Yogyakarta! Setelah segala konfrontasi desertasi dan pembicaraan dibalik layar gw sama Nisa dan dengan yang lain, kita putuskan jugalah untuk mengunjungi kotanya Nisa. She'll be there for the rest of her life, dan hawanya memang PAS banget sama Nisa. I know she'll do great there.

So, should I go with details? Gw gak tau harus mulai darimana, dan yakin ini bakal curhat satu episode sinetron kalo dilanjutin.

The trip was fabulous. Setelah kereta terlambat tiga jam padahal semua semangat '45 ada di ujung tanduk, akhirnya kita duduk di kereta dan begitu dibagiin donut kita malah tambah seneng karena udah telat. Apalagi depan kita kosong (tadinya si Putri Yunani udah mau ngetag si donut tapi kalah sama bocah-bocah di belakang kita yang ribut dan lucunya minta ampun). Gw sama Nisa dengan suksesnya hampir gak tidur sama sekali sementara si Myrna-Myrni tidurnya luar biasa nyenyak! We touched down Yogya by nine o'clock tanpa ada minat nonton bola lagi dan disambut di rumah Eyangnya Nisa yg really reminds me sama rumah Oma back in Surabaya. Next day, Nisa ke UGM dan dengan modal kaki gw, Myrna, Angela keliling dari Malioboro sampai Keraton sampai kita gak sanggup jalan dan bertiga naik becak dengan posisi gw dipangku. Sangat eye catchy. Ngek. That night kita makan gudeg trus nonton bola (tetep). Besoknya adalah perjalanan paling panjang. Hasrat gw sama Myrna yang demi Tuhan craving mau liat pantai akhirnya terkabul, Pantai Sepanjang. Reminds me a lot tentang Lombok. Mulai dari jalan menuju pantai sampai akhirnya kita lihat sendiri itu lautan luas! "Ah, SURGA."

Pak Harjo serius beneran mirip banget sama Pak Nalih loh Nis. Ternyata Nisa sangat picky dalam memilih supirnya, mukanya aja harus mirip. Hahaha. Hari terakhir kita kembali hit Malioboro dan Rumah Makan Ramintjen. Cie Ramintjen. Yang jelas kita bengong semua liat Masnya bentuknya sebelas-dua belas sama Dorce. Trus temen gw bilang itu syarat kerja disana. Hah, yang bener aja. Anyway we met a friend of mine di Yogya, accidentaly on purpose to be exact. Trus si pria-Jogja-baik-hati ini bawa kita ke Masangin. Quite a way to spend an afternoon.

So anyway, four days were too fast. I really learn a lot during the trip. Learn how to be a good friend and to appreciate a friendship like your own life. Dan maaf ya gw tau ada satu malem I was super freaking tired trus jadi kemana-mana aja gw diem dan nurut, di otak gw - pengen duduk. And yet, terima kasih loh hari terakhir mau menerima temen gw dengan sangat baik. It's beyond our usual thing to meet someone out of the blue.

BALI, BALI, BALI, BALI.
Sakit hati dengernya haha. Anyway, our next trip is gonna be Bali kan, mewujudkan cita yang tertunda. Be good you guys. I love you, at most.

Distance can't do us apart

No comments:

Post a Comment